Loading Now

Eropa dan Ketidakpastian Masa Depan: Menghadapi Pemilihan AS Tanpa Harapan

Eropa semakin menyadari bahwa pemilihan presiden yang akan datang di AS, baik di bawah Donald Trump atau Kamala Harris, tidak akan mengubah kenyataan bahwa ketertarikan AS terhadap Eropa menurun. Kemandirian Eropa dalam keamanan dan strategi global menjadi fokus utama, karena ketidakpastian akibat politik AS dapat mengubah lanskap geopolitik. Diplomasi Eropa mendesak perlunya telur yang lebih aktif dalam menentukan arahan mereka sendiri di masa depan tanpa tergantung pada keputusan politik di AS.

Ketika suara untuk pemilihan presiden baru di AS bersiap untuk dibacakan, Eropa menanti dengan kegugupan, bertanya-tanya apakah yang akan terpilih adalah Donald Trump, yang menimbulkan mimpi buruk bagi banyak orang, atau Kamala Harris yang dianggap lebih baik untuk hubungan transatlantik. Namun, saran dari seorang Euro-Amerika yang telah menjelajahi dunia ini adalah: khawatirkan lebih sedikit tentang siapa presiden AS berikutnya dan fokuslah pada bagaimana Eropa dapat bertahan sendiri di panggung global yang berbahaya ini. Ini adalah kebenaran pahit: ketertarikan AS terhadap Eropa sudah menurun selama 30 tahun terakhir. Meskipun kompetisi di pemilihan ini berpengaruh pada Eropa, realitas yang lebih besar adalah bahwa Eropa tidak lagi sepenting dulu bagi Washington. Donald Trump yang dikenal mengagumi Vladimir Putin dan ingin menerapkan tarif tinggi pada barang-barang Eropa, serta bersedia menjadikan Eropa sebagai pion dalam skema politiknya, sementara Harris berjanji untuk melanjutkan peran kepemimpinan global AS, namun kedua posisinya mencerminkan kenyataan yang kelam untuk Eropa. Pandangan Eropa tentang dirinya bukan lagi sebagai partner strategis, melainkan sekadar tempat liburan bagi banyak orang Amerika. Pada saat yang sama, meski transatlantic bond terlihat kuat di bawah pemerintahan Joe Biden, ia mungkin menjadi presiden terakhir era Perang Dingin yang sesungguhnya, dan setelahnya akan ada generasi pemimpin baru yang lebih memilih fokus pada kawasan Indo-Pasifik. Hal ini membuat kemampuan Eropa untuk merencanakan masa depan yang mandiri secara strategis menjadi semakin mendesak. Pesan dari para diplomat Eropa jelas: “Keamanan Eropa tidak boleh diserahkan kepada pemilih di Wisconsin setiap empat tahun sekali.” Eropa perlu lebih mandiri, meski terbentang keraguan di kalangan negara-negara tentang bagaimana mencapainya, dan ketidakpastian ini hanya akan semakin diperparah apabila AS semakin menarik diri dari perhatian terhadap keseimbangan kekuatan global.

Artikel mengangkat isu kemandirian Eropa dalam menghadapi pemilihan presiden di AS, serta dampak yang dihadapi Eropa terlepas dari pemenangnya. Dalam beberapa dekade terakhir, hubungan transatlantik antara AS dan Eropa mengalami penurunan signifikan dalam hal perhatian politik, strategis, dan ekonomi, mengubah pandangan tentang posisi Eropa di dunia. Kritikan terhadap ketidakpastian masa depan Eropa tanpa dukungan AS ditunjukkan melalui pandangan berbagai diplomat yang tak ingin tergantung pada politik domestik AS setiap pemilu. Isu ini semakin mendesak dengan meningkatnya sifat global yang berbahaya dan keinginan Eropa untuk memperkuat pertahanan sendiri dan mengembangkan otonomi strategis.

Kondisi Eropa saat ini menggambarkan ketergantungan yang semakin berkurang pada AS, dengan fokus yang berpindah ke penguatan kapasitas defensif dan otonomi strategis. Pemilihan presiden AS yang akan datang, baik Trump atau Harris, hanya akan mempertegas fakta bahwa Eropa telah kehilangan posisi penting dalam agenda global AS. Eropa perlu bersatu dan mengembangkan strategi pertahanan yang akan menguatkan posisi mereka di panggung dunia tanpa bergantung sepenuhnya kepada kekuatan Amerika.

Sumber Asli: www.politico.eu

Theo Ndlovu is a distinguished journalist and editor whose career path has taken him from local newspapers to international news platforms. Originally from Johannesburg, he has spent more than 10 years covering a variety of stories, including politics, economics, and environmental issues. Theo's work is recognized for its depth and clarity, making complex topics accessible to all readers. He holds a degree in Journalism from the University of Cape Town, where his passion for investigative journalism was ignited.

Post Comment