Europe
BARCELONA, BULGARIA, CHAVOBART, CHAVOBART DIGITAL MEDIA, CLIMATE CHANGE, CLIMATE JUSTICE, CYPRUS, ELISA GALLO, ENVIRONMENTAL POLICY, EUROPE, EUROPE/ASIA, EXTREME WEATHER, GALLO, GLOBAL WARMING, GREECE, GREENHOUSE GAS EMISSIONS, ISGLOBAL, ITALY, NORTH AMERICA, PORTUGAL, SARAH KENNEDY, SPAIN, UNITED STATES, YALE
Theo Ndlovu
0 Comments
Gelombang Panas 2023: 47.000 Kematian di Eropa
Data terbaru menunjukkan bahwa gelombang panas di Eropa pada musim panas tahun 2023 menyebabkan lebih dari 47.000 kematian, terutama di negara-negara selatan. Peningkatan adaptasi seperti penggunaan pendingin ruangan berkontribusi untuk mengurangi angka kematian, tetapi masih diperlukan upaya lebih untuk melindungi masyarakat dan mengurangi emisi karbon.
Musim panas 2023 membawa gelombang panas yang sangat ekstrem di Eropa, menyelimuti benua ini dalam suhu yang tak tertahankan hingga menyebabkan lebih dari 47.000 kematian. Penelitian yang dilakukan oleh Elisa Gallo dan timnya di ISGlobal, Barcelona, mengungkapkan dampak buruk dari suhu tinggi ini, terutama di negara-negara selatan seperti Spanyol, Portugal, Siprus, Bulgaria, Italia, dan Yunani. Secara dramatis, Gallo mencatat bahwa meskipun angka kematian tersebut mengkhawatirkan, situasi bisa jauh lebih buruk jika tidak ada langkah-langkah adaptasi yang telah diambil dalam beberapa tahun terakhir, seperti peningkatan penggunaan pendingin ruangan dan sistem peringatan gelombang panas. “Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim … tetapi ini belum cukup,” kata Gallo, memperingatkan bahwa suhu yang meningkat di Eropa berlangsung dua kali lipat lebih cepat daripada rata-rata global. Ia melanjutkan, jika suhu yang sama terjadi dua dekade lalu, angka kematian bisa meningkat hingga 80%. Dengan gelombang panas yang semakin sering dihadapi dunia ini, perlunya tindakan untuk melindungi kelompok rentan menjadi semakin mendesak, serta memerangi penyebab utama, yaitu emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global.
Isu pemanasan global semakin mendesak, dan hasil penelitian terbaru mengungkapkan betapa parahnya dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama di Eropa. Suhu yang melampaui batas pada musim panas 2023 telah menghasilkan banyak bentuk stres yang mematikan bagi populasi, dan pentingnya peran adaptasi serta mitigasi tidak bisa diremehkan. Dari penggunaan pendingin udara hingga peringatan dini, inovasi dan kesadaran masyarakat mulai menunjukkan hasil, namun penanganan skala besar tetap diperlukan untuk mencegah dampak yang lebih mematikan di masa depan.
Musim panas 2023 telah menandai sebuah babak kelam dalam sejarah Eropa, di mana gelombang panas telah mengambil nyawa lebih dari 47.000 orang. Dengan adanya langkah-langkah perlindungan yang telah diterapkan, masyarakat berhasil mengurangi jumlah kematian yang mengkhawatirkan ini. Namun, peringatan dari para ahli sangat jelas: perlunya tindakan yang lebih besar untuk melindungi individu rentan dan menghentikan penyebab utama pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon.
Sumber Asli: yaleclimateconnections.org
Post Comment