Europe
ALFRED KAMMER, DEFENSE SPENDING, ECONOMY, EUROPE, EUROPE/ASIA, EUROPEAN CENTRAL BANK, EUROPEAN COMMISSION, EUROPEAN UNION, FRANCE, GERMANY, GOVERNMENT NEGOTIATIONS, I. M. F, INFLATION, INTERNATIONAL MONETARY FUND, LIZ ALDERMAN, MARIO DRAGHI, NORTH AMERICA, PARIS, RUSSIA, THE TIMES, UKRAINE, UNITED STATES, WASHINGTON
James O'Reilly
0 Comments
Jerman Hindari Resesi, Namun Pertumbuhan Lemah Membebani Eropa
Ekonomi Eropa tetap berjuang di tengah pertumbuhan yang lamban, di mana Jerman melaporkan angka pertumbuhan yang lemah. Selama kuartal ketiga, pertumbuhan output di zona euro hanya mencapai 0,4 persen, tertinggal jauh dibandingkan Amerika Serikat yang tumbuh 2,8 persen. Beberapa masalah seperti hilangnya daya saing dan dampak perang Ukraina berkontribusi pada kesulitan ini.
Di tengah semburan kabar-kabar ekonomi yang menyesakkan, Jerman, sang raksasa Eropa, melangkah dengan hati-hati dan melaporkan pertumbuhan yang lemah dalam laporan terbaru. Di saat yang sama, negara-negara selatan Eropa, seperti Spanyol dan Italia, mencatatkan ekspansi yang lebih cerah, namun secara keseluruhan, ekonomi Eropa menunjukkan tanda-tanda kesulitan. Antara Juli hingga September, output ekonomi di 20 negara yang menggunakan euro hanya tumbuh sebesar 0,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan 0,9 persen lebih tinggi dibandingkan setahun lalu. Kecepatan pertumbuhan yang lesu ini membuat Eropa tertinggal jauh dibandingkan Amerika Serikat, yang mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 2,8 persen di kuartal ketiga, berkat meningkatnya belanja konsumsi dan investasi. Alfred Kammer dari Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa, “Pemulihan Eropa tidak mencapai potensi penuhnya.” Satu penyebab utama penurunan ini adalah kehilangan daya saing, sebuah hal yang dianggap Mario Draghi, mantan kepala Bank Sentral Eropa, telah menempatkan “alasan keberadaan” Eropa dalam bahaya. Selain itu, perang Rusia di Ukraina terus memberikan dampak yang besar, meskipun upaya telah dilakukan oleh pemerintah Eropa untuk beradaptasi dengan hilangnya gas Rusia. Harga energi yang tetap tinggi telah memukul keras industri, terutama sektor manufaktur Jerman yang selama ini berkilau benderang, namun kini meredup.
Situasi ekonomi Eropa saat ini tercermin dalam pertumbuhan yang lesu dan ketidakpastian akibat berbagai faktor eksternal. Setelah menjadi ujung tombak pertumbuhan di masa lalu, Jerman kini menghadapi tantangan berat disertai dengan masalah daya saing yang menurun. Permasalahan ini semakin diperburuk oleh dampak lanjutan dari konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga energi dan mengganggu stabilitas industri di seluruh Eropa. Sementara beberapa negara di selatan Eropa menunjukkan tanda-tanda pemulihan, secara keseluruhan, potensi pertumbuhan ekonomi Eropa masih jauh dari ideal.
Kesimpulan dari laporan ini menunjukkan bahwa meskipun Jerman berhasil menghindari resesi, pertumbuhan yang rendah dan berbagai tantangan eksternal menciptakan awan gelap di atas perekonomian Eropa. Dari pengalaman ini, jelas bahwa Eropa perlu mengatasi masalah daya saing dan mencari solusi lebih efektif untuk mengatasi lonjakan harga energi agar dapat kembali menempuh jalan menuju pemulihan ekonomi yang kuat dan seimbang.
Sumber Asli: www.nytimes.com
Post Comment