Data Baru Tunjukkan Peningkatan Resistensi Antibiotik di Eropa
Laporan terbaru ECDC menunjukkan peningkatan signifikan dalam resistensi antibiotik dan konsumsi di Uni Eropa, dengan infeksi akibat Klebsiella pneumoniae yang resisten terhadap karbapenem meningkat hingga 60% sejak 2019. Meskipun ada beberapa perbaikan, secara keseluruhan, tren menuju 2030 menunjukkan meningkatnya risiko bagi kesehatan. ECDC menyerukan langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat di rumah sakit dan pengembangan antibiotik baru.
Data terkini yang dirilis oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan bahwa Uni Eropa (UE) tidak berada di jalur yang benar untuk mencapai target pengurangan resistensi antimikroba (AMR) dan konsumsi antibiotik. Angka dari Jaringan Pengawasan Resistensi Antimikroba Eropa (EARS-Net) menunjukkan lonjakan mencolok dalam infeksi aliran darah akibat Klebsiella pneumoniae yang resisten terhadap karbapenem hingga 60% dibandingkan dengan tahun dasar 2019. Meskipun beberapa negara menunjukkan kemajuan, secara keseluruhan, tren penurunan AMR dan konsumsi antibiotik terus menurun. ECDC mendesak rumah sakit untuk lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian infeksi agar angka ini tidak terus meningkat.
Permasalahan resistensi antibiotik di Eropa telah menjadi sorotan serius, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. ECDC melaporkan bahwa lebih dari 35.000 kematian setiap tahun disebabkan oleh infeksi resisten di Uni Eropa, sementara lebih dari 4,3 juta pasien rumah sakit mengalami infeksi terkait perawatan kesehatan, banyak di antaranya adalah infeksi resisten. Data menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan dalam beberapa area, tren keseluruhan menunjukkan kemunduran yang mengkhawatirkan. Angka-angka ini mencerminkan tantangan yang dialami oleh sistem kesehatan di seluruh benua.
Dalam menghadapi tantangan resistensi antibiotik yang terus meningkat, penting bagi negara-negara Eropa untuk bersatu dan memperkuat upaya pencegahan. Penyebaran infeksi resisten tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat, tetapi juga mengurangi efektivitas pengobatan yang tersedia. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi konsumsi antibiotik di rumah sakit dan komunitas harus ditingkatkan, seiring dengan pengembangan antibiotik baru. Kesadaran publik dan intervensi perilaku juga menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.
Sumber Asli: www.cidrap.umn.edu
Post Comment