Loading Now

Kejadian Penjarahan di Museum Cognacq-Jay Paris

Museum Cognac-Jay di Paris dirampok pada 20 November oleh empat pria bersenjata yang menggeruduk museum, mencuri dua tabatières berharga dari Louvre dengan total kerugian mencapai satu juta euro. Tidak ada korban luka, dan saat ini penyelidikan sedang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Pada pagi yang kelam tanggal 20 November, museum Cognacq-Jay di Paris mengalami serangan yang mengguncang. Sekelompok empat pria bersenjata, yang mengenakan penutup wajah, merangsek masuk sekitar pukul 10:30 dan memecahkan kaca etalase untuk mencuri sejumlah barang berharga. Di antara yang berhasil diambil adalah dua tabatières bersejarah yang dipinjam dari Louvre, masing-masing diproduksi oleh seniman terkenal dari abad ke-18. Tidak ada yang terluka, namun kerugian ditaksir mencapai satu juta euro. Pihak kepolisian saat ini sedang menyelidiki insiden ini, sementara museum ditutup untuk pengunjung dalam menyusuri jejak pencuri yang belum diketahui.

Museum Cognacq-Jay, yang terletak di Paris, adalah tempat yang menyimpan kekayaan seni dari abad ke-18. Koleksi ini diwariskan oleh Ernest Cognacq dan istrinya, Marie-Louise Jaÿ, setelah kematian mereka. Lain halnya, tabatières yang dicuri merupakan karya seni berharga yang menggambarkan keahlian pengerjaan perak dan ornamen. Kejadian ini menyoroti kerentanan museum dalam menghadapi ancaman pencurian berandal, yang merupakan masalah serius bagi institusi kebudayaan di seluruh dunia.

Penjarahan yang terjadi di museum Cognacq-Jay adalah sebuah pengingat akan ancaman yang mengincar kekayaan budaya yang kita anggap aman. Dengan pencurian ini, perhatian tertuju kembali pada perlunya pengamanan yang lebih baik untuk menjaga barang-barang berharga dari pencurian. Musium kini telah ditutup untuk menjaga keselamatan dan investigasi lebih lanjut demi mengembalikan barang-barang yang hilang.

Sumber Asli: www.lefigaro.fr

Amina El-Sayed has carved a niche in the world of journalism with her insightful analyses on cultural and political issues. Born in Cairo and raised in London, she brings a global perspective to her writings. A former editor at a prestigious international news agency, Amina specializes in bridging cultural divides through her powerful narrative skills. With a master's degree in International Relations, her expertise in cross-cultural communication enables her to resonate with a diverse audience.

Post Comment