Menghadapi Era Ketidakpastian: Kemandirian Pertahanan Eropa
Kembalinya Trump menandai babak baru ketidakpastian bagi Eropa, yang harus menghadapi tantangan kemandirian pertahanan ketika dukungan AS mulai diragukan. Angka anggaran 2% NATO dianggap tidak cukup untuk memastikan keamanan; yang diperlukan adalah kemampuan dan kesiapan untuk bertindak. Investasi dalam pertahanan Eropa harus diprioritaskan, terutama dalam konteks dukungan terhadap Ukraina. Ini adalah saat bagi Eropa untuk menunjukkan tekad dan kekuatan mereka.
Ketika Donald Trump kembali berkuasa, Eropa dihadapkan pada era ketidakpastian baru. Dukungan Amerika, yang selama ini menjadi pondasi keamanan Eropa, kini diragukan. Selama puluhan tahun, Eropa bergantung pada AS untuk menjamin pertahanan, tetapi saat ini, itu tidak dapat lagi dianggap sebagai kepastian. Eropa harus menyadari bahwa menunggu bantuan dari luar bukan lagi pilihan; mereka harus bergerak secara mandiri. Dukungan terhadap Ukraina bukanlah beban, melainkan investasinya pada stabilitas dan keamanan Eropa sendiri.
Angka 2% terhadap PDB untuk negara-negara NATO dulunya menjadi ukuran komitmen, tetapi saat ini, itu sudah usang. Keamanan sejati bukan ditentukan oleh persentase anggaran, melainkan oleh kemampuan dan kesiapan untuk bertindak. Invasi brutal Rusia ke Ukraina telah mengekspos kekurangan anggaran defensif. Eropa tidak kekurangan sumber daya, yang dibutuhkan sekarang adalah niat untuk memanfaatkannya.
Dengan Trump yang kembali menduduki kursi presiden, Eropa harus membuka mata terhadap konsep “otonomi strategis” yang selama ini hanya bersifat teori. Kemampuan pertahanan Eropa, dengan industri yang lebih maju dari Rusia dan setara dengan China dan AS, harus dimaksimalkan. Saatnya bagi Eropa untuk mempertahankan nilai-nilai hukumnya dengan bertindak tegas, bukan hanya sekadar membicarakannya.
Kepentingan Eropa lebih luas dari sekadar Ukraina; ketidakpastian AS membuat negara-negara otoriter lain merasa didorong untuk mengambil langkah berani, membebaskan ambisi mereka yang mungkin mengancam stabilitas Eropa. Ini adalah ujian solidaritas dan tekad. Dengan risiko besar yang membayangi, Eropa tidak bisa lagi bersandar sendiri, masa depan dan kedaulatan mereka mengharuskan mereka untuk bangkit.
Menghadapi ancaman terbesar dalam generasi ini, Eropa telah memiliki talenta, sumber daya, dan semangat untuk mewujudkan visi keamanan yang mandiri. Sudah saatnya pemimpin Eropa menyusun strategi yang mencerminkan urgensi situasi, menegaskan bahwa pertahanan bukan sekadar item anggaran, tetapi fondasi masa depan bersama yang aman dan stabil. Sekarang adalah waktunya untuk mengambil langkah nyata.
Kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan AS mengubah dinamika keamanan Eropa. Selama ini, Eropa telah bergantung pada Amerika Serikat sebagai pilar pertahanannya. Namun, dengan semakin meragukannya komitmen AS pada NATO, Eropa terpaksa menghadapi tantangan untuk menunjukkan kemandirian dalam pertahanan. Rencana untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Eropa tidak lagi hanya tentang memenuhi persentase pengeluaran, melainkan tentang menciptakan kapasitas praktis yang dapat digunakan.
Dengan tantangan yang semakin meningkat di depan dan dukungan dari AS yang tidak pasti, Eropa harus merangkul otonomi strategis. Peristiwa di Ukraina menunjukkan bahwa komitmen untuk mendukung pertahanan harus diintegrasikan ke dalam kebijakan keamanan yang kuat dan nyata. Ini bukan hanya soal menghabiskan anggaran, tetapi tentang membangun kapasitas untuk bertindak dan menjaga kemandirian. Eropa memiliki semua yang diperlukan untuk bertahan dan berfungsi secara mandiri.
Sumber Asli: kyivindependent.com
Post Comment