Pemilihan Trump: Panggilan Bangun untuk Eropa atau Tanda Kemunduran?
Pemilihan Donald Trump berisiko menggerakkan ekonomi global menuju perlindungan. Dengan janji meningkatkan tarif, ancaman ini datang pada saat krisis kepemimpinan dan pertumbuhan di Eropa. Meskipun Trump menganggap tarif sebagai solusi untuk menurunkan defisit perdagangan, dampak ekonomi dari perlindungan dapat melemahkan daya beli dan meningkatkan harga bagi konsumen.
Pemilihan Donald Trump diprediksi akan memicu ekonomi global memasuki era perlindungan yang belum pernah terlihat sejak tahun 1930-an. Dia berjanji untuk meningkatkan kebijakan tarif yang diterapkan selama masa jabatannya, termasuk tarif sebesar 10% hingga 20% untuk semua ekspor ke AS, dan hingga 60% untuk produk asal China. Uni Eropa (UE), di tengah tantangan kepemimpinan, pertumbuhan yang lesu, dan tekanan dari ekspor China yang terus meningkat, perlu merespons ancaman ini dengan strategi yang tepat. Harapan untuk bertahan di lingkungan yang semakin buruk menjadi semakin mendesak bagi 27 negara anggota UE.
Dalam kampanyenya, Trump menjadikan perlindungan sebagai fokus utama. Dia pernah berkata, “Tarif adalah kata terindah dalam kamus.” Menurutnya, tarif dapat menurunkan defisit perdagangan, mengembalikan pabrik ke tanah air, dan mengisi kas pemerintah. Namun, pandangannya itu ternyata mengabaikan fakta bahwa tarif memainkan peran yang terbatas dalam neraca perdagangan, yang lebih banyak dipengaruhi oleh keseimbangan makroekonomi antara tabungan, investasi, dan konsumsi. Kenaikan pengeluaran di AS, yang didorong oleh kebijakan fiskal yang longgar dan utang yang tidak terbatas, justru menciptakan defisit perdagangan yang lebih dalam.
Fakta menunjukkan bahwa selama masa kepemimpinan Trump sebelumnya, defisit perdagangan AS malah meningkat 25%. Kenaikan harga komponen impor hanya menggelembungkan biaya produksi domestik. Konsumen di AS menanggung beban tambahan ini, bukan eksportir. Banyak pendukung Trump mungkin tidak menyadari bahwa meskipun strategi perlindungan secara politik menguntungkan, dampak ekonominya bisa menghancurkan.
Dari segi politik, kebijakan perlindungan Trump berhasil. Namun, seperti yang diungkap oleh Pusat Studi Prospektif dan Informasi Internasional (CEPII), peningkatan tarif berpotensi memperlemah pertumbuhan, di samping memperbesar harga produk impor. Menurut Federasi Retail Nasional, kebijakan ini bisa mengurangi daya beli konsumen di AS antara $46 miliar hingga $78 miliar untuk barang-barang seperti pakaian dan elektronik. Berlawanan dengan janji mengatasi inflasi, kebijakan-kebijakan ini bisa menyebabkan lonjakan harga yang lebih tinggi di masa mendatang.
Kebangkitan perlindungan global dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk ketegangan perdagangan internasional, terutama antara AS dan China. Sementara itu, perekonomian Eropa menghadapi tantangan multi-dimensional, seperti pertumbuhan yang stagnan dan persaingan yang meningkat dari produk luar negeri, khususnya dari Asia. Dalam konteks ini, strategi baru untuk menghadapi era proteksionisme yang cepat ini menjadi penting bagi survival UE sebagai kekuatan ekonomi.
Kesimpulannya, pemilihan Trump mengancam untuk mengubah peta ekonomi global menuju kebijakan perlindungan yang merugikan, terutama bagi Eropa. Meskipun Trump merasakan kesuksesan secara politik dengan kebijakan tarifnya, efek samping dari langkah ini bisa sangat merugikan, mengarah pada inflasi dan penurunan daya beli masyarakat AS. Sambil menavigasi tantangan ini, Uni Eropa harus menemukan cara-cara adaptif untuk menghadapi arus perlindungan yang mengancam eksistensi mereka di panggung global.
Sumber Asli: www.lemonde.fr
Post Comment