Kekhawatiran di Paris Terhadap Penangkapan Boualem Sansal di Aljazair
Boualem Sansal, penulis asal Aljazair yang kritis, dilaporkan hilang pasca kedatangannya di Aljazair dari Paris. Kawan-kawannya dan penerbitnya di Prancis sangat khawatir, karena ia tidak memberikan kabar selama enam hari. Ada dugaan bahwa ia dan seorang jurnalis telah ditangkap di bandara Aljazair, memicu kekhawatiran yang mendalam di kalangan pengamat internasional mengenai situasi kebebasan berekspresi di negara tersebut.
Di tengah gelombang keprihatinan yang menggelayuti Paris, kebangkitan isu penangkapan Boualem Sansal, penulis franco-aljazair, mengguncang ketenangan. Setelah berangkat ke Aljazair dari Paris pada hari Sabtu lalu, Sansal mendadak hilang dari pandangan, meninggalkan para sahabat dan penerbitnya dalam kebingungan. Tidak ada kabar dari Sansal dan seorang jurnalis yang dia temani, sementara kedutaan Prancis berlomba-lomba mencari klarifikasi terkait situasinya, menambah ketegangan yang telah lama merayap di antara Prancis dan Aljazair.
Boualem Sansal, seorang penulis berjiwa kritis, telah mengadu nasib antara dua negara, mengandalkan karya-karya yang berdampak namun juga mengundang kecaman di tanah kelahirannya. Meski sudah mendapatkan kewarganegaraan Prancis, ia sering berpindah antara Paris dan kotanya di Boumerdes. Namun kali ini, ketidakpastian melingkupi tempat tinggalnya, dengan rumahnya yang tampak sepi dan tak terjamah.
Kabar-kabar yang tak terkonfirmasi menyebutkan bahwa Sansal dan rekannya mungkin telah ditangkap di bandara Aljazair, memperlihatkan betapa rentannya posisi para aktivis di negara yang telah lama terlibat konflik dengan kebebasan berekspresi. Terutama bagi Sansal, yang dikenal telah mengkritik dengan tajam pemerintahan, situasi ini jelas menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Beberapa tokoh di Prancis, seperti Jean-François Colosimo dan Arnaud Benedetti, menunjukkan kepedulian mereka di media sosial, menekankan perluasan batasan yang harus diberlakukan untuk melindungi Sansal.
Dengan ketegangan semakin meningkat antara Paris dan Aljazair, situasi ini bisa jadi menjadi ujian besar bagi hubungan diplomatik antara kedua negara. Jika Sansal indeed ditahan oleh aparat keamanan Aljazair, pemerintah Prancis tidak dapat berpaling begitu saja; protes dan tuntutan penjelasan kemungkinan besar akan menyusul. Kejadian ini menambah lembaran kelam dalam hubungan yang semakin rumit, terutama sejak pengakuan Prancis terhadap kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Boualem Sansal adalah seorang penulis dan pengamat sosial, yang telah sering kali mengkritik kebijakan pemerintah Aljazair melalui karyanya. Ia telah mengalaminya sendiri berada di bawah sorotan ketat pemerintah dan mengalami sensor. Sejak memperoleh kewarganegaraan Prancis, ia sering bolak-balik antara dua negara, namun situasi kali ini tampaknya lebih berbahaya setelah ketidakpastian dan kebangkitan kembali tindakan keras terhadap suara-suara kritik. Persepsi publik terhadap Sansal cukup baik, namun hubungannya dengan pihak berwenang Aljazair jauh dari harmonis.
Keprihatinan atas nasib Boualem Sansal mengungkapkan risiko yang dihadapi oleh para penulis dan jurnalis di Aljazair. Dengan kurangnya berita dan fakta yang membingungkan, hubungan antara Prancis dan Aljazair dapat terancam semakin memburuk dengan setiap hari yang berlalu. Harapan kini tertuju kepada perkembangan yang akan datang dan respons dari pemerintah Prancis terhadap situasi ini, serta kemungkinan reaksi dari pihak Aljazair.
Sumber Asli: www.lefigaro.fr
Post Comment