Loading Now

Miviludes Laporkan Influencer Ophenya ke Kejaksaan Paris

Miviludes telah melaporkan influencer Ophenya ke kejaksaan Paris setelah menerima keluhan tentang pengaruhnya yang meresahkan di kalangan kaum muda. Laporan ini mengungkap kekhawatiran atas perilaku dekat Ophenya dengan penggemar muda, yang berpotensi berbahaya. Kejaksaan Paris kini menganalisis laporan tersebut, sementara Ophenya menolak tuduhan bahwa ia terlibat dalam pengaruh sektarian.

La Miviludes, organisasi yang bertugas melawan penyimpangan sektarian, telah melaporkan influencer Ophenya, atau Ophélie Vincent dalam nama aslinya, ke kejaksaan Paris. Mereka bertindak setelah menerima jumlah keluhan dan permintaan informasi terkait perilaku influencer yang menarik perhatian publik muda ini. Petugas kejaksaan mengkonfirmasi bahwa laporan tersebut kini sedang dianalisis, tanpa menjelaskan rincian spesifik tentang isi laporan tersebut. Meskipun Ophenya memiliki lebih dari 800.000 pengikut di TikTok dan Instagram, keberadaannya kini dalam sorotan seiring dengan kekhawatiran akan interaksinya dengan komunitas muda yang ia bangun. Komunitas tersebut telah dikhawatirkan akan unsur-unsur sektarian karena kedekatannya dengan penggemar termasuk balasan langsung kepada anggota yang masih di bawah umur.

Kekhawatiran atas pengaruh Ophenya semakin mengemuka setelah beberapa pihak, termasuk kolektif bernama Mineurs Éthique Et Réseaux, mengangkat suara mereka terkait adanya ritus dalam komunitasnya dan sikap negatif terhadap mereka yang ingin keluar. Kritikan semakin memuncak ketika anggota parlemen, Arthur Delaporte, menyebut perilakunya dapat memberi dampak merusak pada para pelanggannya yang masih muda. Di sisi lain, Ophenya berargumen bahwa komitmennya kepada komunitas bukan berarti ada pengaruh sektarian di dalamnya, menegaskan bahwa interaksi yang dalam bukanlah tanda sikap tidak sehat.

Sejak November 2023, Ophenya juga mengalami kecaman tajam setelah mempromosikan aplikasi bernama “Crush”, yang dinilai berisiko menggiring terjadinya tindakan pedofil di dunia maya. Kontroversi ini semakin memperburuk citranya di masyarakat ketika akun TikTok-nya yang memiliki lebih dari 4 juta pengikut ditutup setelah ia menarik perhatian seorang anggota muda untuk tampil di siaran langsung. Dengan latar belakang ini, tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh influencer muda yang populer seperti Ophenya tidak hanya berfokus pada popularitas, tetapi juga pada dampak dari interaksinya dengan publik.

Fenomena influencer di media sosial mulai menarik perhatian banyak orang, termasuk lembaga seperti Miviludes, yang berupaya melindungi kaum muda dari pengaruh negatif. Ophenya telah membangun basis penggemar yang besar di platform seperti TikTok dan Instagram di mana ia berbagi konten yang dianggap bermanfaat oleh banyak orang. Namun, kedekatannya dengan pengikut muda dan beberapa tindakan yang dianggap problematik berpotensi mengarah pada masalah serius, termasuk tuduhan beroperasi di luar batas etik dan bahkan melanggar hukum. Oleh karena itu, peringatan yang diberikan oleh Miviludes menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap dinamika hubungan antara influencer dan komunitas pengikut mereka.

Kesimpulannya, laporan Miviludes mengenai Ophenya menyoroti risiko yang dihadapi kaum muda dalam era digital, di mana influencer memiliki kemampuan besar untuk memengaruhi. Dalam masyarakat yang kian terhubung, tantangan untuk menjamin kesejahteraan pengikut muda sangat signifikan. Ophenya, meskipun berusaha untuk membela diri, kini lebih dari sebelumnya harus menghadapi konsekuensi dari tindakan dan interaksinya, yang mempertanyakan batasan antara keterlibatan dan pengaruh sektarian.

Sumber Asli: www.leparisien.fr

Theo Ndlovu is a distinguished journalist and editor whose career path has taken him from local newspapers to international news platforms. Originally from Johannesburg, he has spent more than 10 years covering a variety of stories, including politics, economics, and environmental issues. Theo's work is recognized for its depth and clarity, making complex topics accessible to all readers. He holds a degree in Journalism from the University of Cape Town, where his passion for investigative journalism was ignited.

Post Comment