Mimpi Amerika di Waktu Eropa: Bagaimana Pekerja Jarak Jauh Meraup Gaji Tinggi AS
Banyak pekerja Eropa dapat memanfaatkan peluang kerja dari perusahaan Amerika untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi, meskipun mereka harus menghadapi tantangan jam kerja yang tidak biasa. Mereka menemukan fleksibilitas kerja jarak jauh menguntungkan bagi kehidupan pribadi, meski tetap memberikan tantangan terkait penyesuaian waktu dan budaya.
Di tengah hening malam London yang dipenuhi dengan bintang-bintang, Gita Selli terbenam dalam keceriaan menyelesaikan panggilan Zoom terakhirnya dengan tim di Amerika Serikat. Saat suaminya terlelap dan anaknya telah dimandikan, Selli menghasilkan bukan hanya jaminan dari pekerjaannya, tetapi kebanggaan akan pilihan yang tepat di tengah tantangan waktu. “Perusahaan Amerika jelas membayar lebih baik daripada perusahaan Eropa,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan. Di Eropa, kisaran gaji untuk pekerjaan setara sering kali 20% hingga 40% lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Amerika. Sebagai contoh, seorang insinyur perangkat lunak di AS memperoleh rata-rata sekitar $115.000, dibandingkan dengan sekitar $75.000 di Eropa. Gaji manajer pemasaran pun menunjukkan perbedaan serupa: rata-rata $107.000 di AS berbanding $70.000 di Eropa. Perubahan dramatis datang di era pandemi, ketika pekerjaan jarak jauh memberikan peluang baru bagi pekerja Eropa untuk meraih posisi bergaji tinggi dari perusahaan-perusahaan yang sebelumnya hanya terbuka untuk warga negara AS. Namun, jalur emas ini menyimpan tantangan tersendiri. Mengatur waktu untuk beradaptasi dengan jam kerja AS, Selli dan pekerja lainnya harus berkompromi dengan jam tidur mereka. Banyak yang lebih memilih perusahaan di Pantai Timur AS, di mana perbedaan waktu lima hingga enam jam lebih mudah dikelola, dibandingkan dengan perbedaan waktu delapan hingga sembilan jam dari Pantai Barat. “Ini sangat membantu kehidupan keluarga saya,” Selli bercerita. “Saya bisa mengambil istirahat untuk menjemput anak, yang tak bisa saya lakukan dengan pekerjaan tradisional jam sembilan hingga lima di Inggris.” Keleluasaan menjadi daya tarik tersendiri, meskipun tidak semua orang bisa menangani tantangan penyesuaian waktu. “Ini benar-benar membunuh untuk orang yang bangun pagi,” ungkapnya. Bagi yang lebih fleksibel, seperti Otniel Mezin, seorang editor video dari Rumania, mengatur hari kerjanya menjadi lebih menyenangkan. “Saya tidak perlu duduk di meja selama delapan jam penuh.” Selain itu, perubahan sikap perusahaan Amerika terhadap jam kerja jarak jauh terlihat. “Ada pergeseran besar ketika COVID melanda,” kata Laura Mundow, seorang eksekutif pemasaran asal Irlandia. Manajer Eropa yang menghargai produktivitas, tidak lagi terjebak dalam jam kerja kaku. “Pastikan semua orang melihat kalender Anda,” saran Selli. “Mereka tidak akan menjadwalkan pertemuan yang tidak masuk akal jika mereka tahu kapan Anda mulai dan selesai bekerja.” Adanya perbedaan budaya juga tidak bisa diabaikan. Di satu sisi, perusahaan-perusahaan Amerika bekerja dalam ritme cepat dan lebih terbuka dalam hal gaji. “Saya sangat menyukai bekerja dengan orang-orang Amerika,” Mundow menegaskan. “Ada keterbukaan yang mungkin tidak Anda temui di Eropa. Stereotip kerja keras untuk orang Amerika memang benar.” Pekerja Eropa sangat disarankan untuk tidak meremehkan diri sendiri saat bernegosiasi gaji. “Tujuan saya selalu untuk dibayar sesuai dengan standar Amerika, meskipun saya tinggal di Rumania,” kata Mezin. Mundow juga sepakat. “Saya tidak akan pernah merasa bahagia dengan gaji Eropa sambil bekerja untuk perusahaan Amerika.” Dengan menggunakan prinsip “geografis arbitrase”, pekerja Eropa tersebut menikmati kualitas hidup yang lebih baik dengan penghasilan besar dari skema gaji AS, bahkan di lokasi-lokasi yang lebih terjangkau di luar Amerika. Mundow memilih menetap di Eropa Timur, terkadang menjelajah lokasi di Amerika Latin. Sementara waktu di Asia sulit dilakukan karena perbedaan waktu. Adakah periode ketika para pekerja jarak jauh merindukan rutinitas sembilan hingga lima di pekerjaan Eropa tradisional? “Tidak! Tidak, sekali pun!” Selli menegaskan tak ragu. “Keleluasaan ini jauh lebih baik.”
Fenomena pekerja jarak jauh dari Eropa yang mendapatkan pekerjaan dari perusahaan Amerika menunjukkan pergeseran dramatis dalam cara kerja global, dengan fokus pada fleksibilitas dan keseimbangan hidup. Diawali oleh pandemi, banyak orang Eropa mencari peluang kerja di pasar inovatif yang umumnya menawarkan imbalan lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lokal di Eropa, membawa dampak signifikan terkait dengan jam kerja dan gaya hidup.
Kesimpulannya, meskipun bekerja dalam jam yang tidak lazim dan menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda, pekerja Eropa yang bergabung dengan perusahaan Amerika menemukan bahwa gaji yang lebih baik dan fleksibilitas pekerjaan memungkinkan mereka menjalani kehidupan yang seimbang. Ini menciptakan peluang baru bagi mereka yang bersedia menghadapi tantangan waktu, sembari meraih manfaat finansial dari pasar kerja yang lebih besar.
Sumber Asli: fortune.com
Post Comment