Europe
AMSTERDAM, CAS, COALITION GOVERNMENT, CROATIA, DEMONSTRATIONS, EDDIE BRUMMELMAN, EUROPE, EUROPEAN UNION, FREEDOM PARTY OF AUSTRIA, GEERT WILDERS, HUNGARY, ITALY, LEON, NATIONAL ASSEMBLY, NETHERLANDS, PARLIAMENTARY ELECTIONS, PENSION REFORM, PVV, SLOVAKIA, UNIVERSITY OF AMSTERDAM, UNIVERSITY OF GRONINGEN, US, VAN DEN BERG
James O'Reilly
0 Comments
Ancaman Terhadap Penelitian: Pangkalan Ilmiah Eropa Tergerus oleh Partai Sayap Kanan
Kebangkitan partai-partai sayap kanan di Eropa, yang berfokus pada isu imigrasi, mengancam sektor penelitian dengan pemotongan anggaran yang signifikan. Belanda mengalami pemotongan hingga €1 miliar, menyisakan kekhawatiran mendalam bagi dunia akademis. Universitas dan hibah penelitian pun terkena dampak buruk, sementara mahasiswa internasional terancam oleh kebijakan yang diskriminatif. Neglect terhadap ilmu pengetahuan ini tentunya akan berdampak besar pada inovasi dan riset masa depan di Eropa.
Gelombang kepolisian sayap kanan yang merangsek ke dalam pemerintahan di Eropa menimbulkan kegelisahan mendalam bagi dunia ilmiah. Di belahan Benua Biru ini, di mana isu imigrasi menjadi fokus utama, para pakar kebijakan mengamati dengan khawatir bahwa penelitian dan inovasi semakin terabaikan. Di Belanda, misalnya, pemerintah baru yang dipimpin oleh Partai Kebebasan (PVV) yang radikal serta anti-Islam di bawah kepemimpinan Geert Wilders sudah mempersiapkan diri untuk memangkas anggaran penelitian sebesar €1 miliar (setara US$1,1 miliar), yang diprediksi sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir. “Kami berbicara tentang pemotongan anggaran yang historis,” ungkap Caspar van den Berg, presiden badan payung Universitas di Belanda. “Penelitian, pendidikan, dan inovasi adalah sektor yang paling terpukul.” Lebih jauh lagi, negara-negara seperti Italia, Hongaria, Slovakia, dan Kroasia juga kini diperintah oleh pemerintahan yang menyokong partai-partai sayap kanan. Sejumlah langkah populis muncul setelah pemilihan Parlemen Eropa bulan Juni lalu, dan pada bulan September, Partai Kebebasan Austria meraih posisi teratas di pemilihan legislatif. Di Belanda, pemotongan anggaran tersebut berimbas langsung pada dukungan untuk penelitian awal dan program sains terbuka, membuat para akademisi muda kehilangan peluang mereka untuk mengeksplorasi dan berinovasi. Universitas Amsterdam menyebut pemangkasan ini sebagai yang terpenting sejak tahun 1980-an. Ketika fasilitas untuk riset diminimalisir, impian para peneliti muda untuk menciptakan penelitian independen nyaris terancam sirna. Lebih tragis lagi, program hibah untuk para penstimulasi penelitian — yang diperkenalkan pada tahun 2022 — kini juga terancam dihapus sepenuhnya. “Tujuan dari hibah ini adalah memberikan ruang untuk penelitian berbasis rasa ingin tahu dan mengurangi beban kerja,” jelas Eddie Brummelman, ketua Young Academy, sebuah kelompok ilmiah yang bergerak di Amsterdam. Seiring dengan sektor pendidikan yang mengalami dampak terberat dari kebijakan ini, mahasiswa internasional juga terancam. Pemerintah berencana memotong hampir €300 juta dari anggaran pendidikan agar jumlah mahasiswa internasional berkurang. Sementara itu, ada pula rancangan undang-undang ‘internasionalisasi seimbang’ yang berpotensi menyusutkan kursus-kursus yang diajarkan dalam bahasa Inggris, menambah kekhawatiran bahwa banyak akademisi berbakat akan pergi jauh dari Belanda. Negligensi terhadap sains bukanlah masalah yang terbatas pada partai sayap kanan semata. Pemerintah pusat-kanan Prancis baru saja menghentikan kenaikan anggaran jangka panjang demi penghematan utang. Menurut Robert-Jan Smits, presiden dewan eksekutif Universitas Teknologi Eindhoven, kebangkitan partai-partai ini yang terlalu terfokus pada isu imigrasi mengisyaratkan ancaman serius bagi keberlangsungan penelitian di Eropa. “Partai-partai ini memiliki fokus tunggal. Mereka tidak peduli pada sains,” ujarnya mempertegas. Dengan langkah-langkah ini, masa depan riset ilmiah di Eropa berada di ambang kegelapan, terancam oleh abainya prioritas yang seharusnya menghargai ilmu pengetahuan dan inovasi.
Kondisi politik di Eropa saat ini dipenuhi oleh kebangkitan partai-partai sayap kanan, yang lebih fokus pada isu-isu sosial politik seperti imigrasi dibandingkan pada pengembangan dan pendanaan penelitian. Kebangkitan ini mulai tampak memengaruhi kebijakan anggaran di berbagai negara, di mana sektor sains dan pendidikan menjadi korban utama. Dengan pemotongan anggaran yang signifikan di negara-negara yang baru saja dikuasai oleh pemerintahan sayap kanan, hal ini berpotensi menghancurkan jaringan penelitian yang telah dibangun dengan keras selama bertahun-tahun. Di Belanda, sebagai salah satu pusat pengembangan riset terkemuka, pemangkasan anggaran lebih dari €1 miliar menjadi sorotan utama, menciptakan kecemasan yang tinggi di kalangan akademisi dan peneliti.
Secara keseluruhan, kekuasaan partai-partai sayap kanan di Eropa membawa dampak negatif bagi sektor penelitian dan pendidikan, dengan pemotongan anggaran yang signifikan. Kebangkitan kebijakan yang bermusuhan terhadap universitas serta pengurangan anggaran penelitian menimbulkan kekhawatiran bahwa masa depan ilmiah di Eropa terancam oleh kepentingan politik yang kembali mengedepankan isu-isu sosial daripada perkembangan inovasi dan sains. Situasi ini memperlihatkan pergeseran yang tidak menguntungkan bagi akademisi dan mahasiswa internasional yang berkontribusi pada kemajuan ilmiah.
Sumber Asli: www.nature.com
Post Comment